Kamis, 13 Juni 2013

Menyeimbangkan Hidup


          Kita hidup dikelilingi tekanan, baik dari pekerjaan, persoalan pribadi, maupun akibat situasi sosial-ekonomi-politik. Penting bagi kita untuk menyeimbangkan hidup agar dalam berbagai tekanan yang ada tetap dapat mengupayakan kesejahteraan psikologis yang baik bagi diri sendiri dan keluarga.

Di jalanan kita menemui kemacetan luar biasa yang sudah menyedot energi. Di tempat kerja kita menghadapi berbagai persoalan. Dalam berita koran, kita makin tertekan karena terlalu banyak berita negatif. Semua itu dapat memunculkan rasa muak, marah, penat, hilangnya rasa kepedulian, rasa tak berdaya, serta sinisme dan apatisme. Emosi negatif dapat mempengaruhi kondisi fisik. Kita merasa tidak fit, lemas, cepat lelah, mudah pusing, sakit punggung dan leher, ataupun sulit berkonsentrasi.


Beristirahat dan bersantai
          Menjadi penting bagi kita untuk mengupayakan keseimbangan hidup melalui berbagai cara sederhana yang harus disesuaikan dengan karakteristik diri, karakteristik kerja, dan kondisi keuangan masing-masing. Cukup banyak orang yang hidupnya  seolah penuh dengan kerja. Dia hampir tidak punya waktu lagi untuk diri sendiri dan keluarga karena berangkat subuh, pulang larut malam, dan merasa tidak bisa atau tidak perlu mengambil cuti.
Dalam situasi seperti itu, sebenarnya kita dapat kehilangan banyak kesempatan mengenal anak atau orang-orang terdekat karena tidak menyediakan wakt cukup untuk bertemu. Bahkan kehilangan diri untuk merenung, atau bercakap-cakap dengan dirinya sendiri, sekaligus mengisi ruang “cinta dan bermain” agar ruang tersebut tidak dijajah oleh “kerja” terus.
          Beristirahat dan bersantai juga harus disesuaikan dengan kondisi kantong. Jika uang sangat terbatas, tidak perlu pergi ke luar kota yang jauh. Misalnya mendekatkan diri dengan alam sekitar, jalan-jalan di situasi pedesaan, sawah-sawah, berteduh di bawah pohon rindang sambil membawa makanan sendiri. Jangan lupa mengajak anggota keluarga, yang selama ini kurang memproleh perhatian, seperti PRT, orang tua yang dianggap sudah tidak bisa apa-apa yang sesungguhnya mendambakan perhatian dan mungkin ingin menyampikan sesuatu masukan.
Perlu dihindari langkah –langkah mengurangi stres yang mungkin memberi kesenangan sesaat tetapi justru memunculkan masalah yang lebih besar untuk kesehatan fisik dan mental jangka panjang.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar: